Mendiktisaintek Buka KPPTI 2025, Dorong Kampus Lahirkan Pusat -Pusat Pertumbuhan Ekonomi

admin
Img 20251120 Wa0168 Copy 1044x623

Surabayaa ANN.CO.ID – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto membuka Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) atau Indonesia Higher Education Summit (IHES) 2025 di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Rabu, 19 November 2025.

Agenda nasional dengan tema “Kampus Berdampak: Konsolidasi dan Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045″ ini dihadiri sekitar 2.000 delegasi dari ratusan perguruan tinggi negeri, swasta, hingga kedinasan se-Indonesia.

Mendiktisaintek, Brian Yuliarto dalam sambutannya menegaskan bahwa KPPTI bukan pertemuan biasa, tetapi forum konsolidasi nasional untuk berbagi pengalaman dan saling belajar untuk memastikan perguruan tinggi sebagai motor kemajuan bangsa.

la menegaskan bahwa setiap negara dan kota-kota yang maju di dunia ditopang oleh pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang juga ditopang oleh perguruan tinggi kelas dunia.

Sebagai contoh, California berkembang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dengan industri yang maju karena ditopang perguruan tinggi seperti Stanford University, University of California, dan jaringan kampus lainnya.

Begitupun dengan kota lainnya di Eropa hingga Asia. Tokyo, Beijing, Shanghai misalnya yang melesat karena memiliki kampus yang maju secara bersama-sama.

Benang merah dari pola kemajuan tersebut bahwa kampus yang maju melahirkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang bagus.

Menteri Brian mendorong kampus untuk terus memperkuat riset yang berdampak. Sebab, bangsa ini butuh dari sekedar paper, yaitu inovasi yang menjawab kebutuhan masyarakat, dan industri.

Kemendiktisaintek merumuskan delapan program riset industri strategis sebagai fondasi kemajuan yang meliputi: pangan, kesehatan, energi, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi, Al dan semikonduktor, material dan manufaktur maju, pertahanan, dan maritim.

“Dalam kerangka ini, tentu pendidikan tinggi harus berada di garda terdepan. Laboratorium, pusat riset, dan fakultas harus menjadi simpul inovasi yang terhubung langsung dengan kebutuhan industri, pemerintah, dan masyarakat,” paparnya.

Mendiktisaintek berharap, KPPTI menjadi wahana bagi perguruan tinggi untuk berbagi pengalaman, dan mendorong kampus memperkuat kerja sama dengan industri untuk membangun klaster pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara bersama-sama, baik dengan pemerintah daerah (pemda), maupun industri di sekitarnya.

Komitmen penguatan pendidikan tinggi diperkuat peran DPR-RI. Hal itu ditegaskan Wakil Ketua Komisi X DPR-RI, Lalu Hadrian Irfani dalam sesi diskusi panel. Ia menuturkan bahwa anggaran pendidikan terus meningkat, dari tahun ke tahun.

“Ini menjadi bukti komitmen Pemerintahan Prabowo Subianto sungguh luar biasa terhadap dunia pendidikan kita secara keseluruhan, baik pendidikan tinggi, maupun pendidikan dasar dan menengah yang menjadi perhatian serius,” tuturnya.

Alokasi anggaran pendidikan tidak hanya fokus pada besaran nominal, melainkan lebih pada ketepatan sasaran, keadilan, dan dampak nyata dari setiap rupiah yang dikeluarkan.

“Komitmen ini harus dimaknai sebagai investasi jangka panjang di bidang pendidikan untuk membangun SDM yang unggul, dan berkualitas,” tandasnya. Percepatan Inovasi dan Transformasi untuk Kemajuan

sementara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Khairul Munadi mengatakan bahwa forum perdana ini hadir untuk menjawab tantangan pendidikan tinggi yang tidak hanya soal mutu program atau kapasitas institusi, tetapi tentang kekokohan ekosistem.

“Kita membutuhkan langkah yang terhubung, terarah, dan saling memperkuat antara perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, industri, organisasi profesi, diaspora, masyarakat dan elemen lainnya,” jelasnya.

Ia berharap, KPPTI dapat mendorong percepatan inovasi, penguatan SDM, dan memberikan dampak nyata bagi pembangunan nasional. Itulah sebabnya, kolaborasi menjadi arus utama transformasi pendidikan tinggi, yang terus diperkuat melalui forum nasional ini. (Red/Bang).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *